RESENSI FILM ‘THE LORAX’
Nama : Deby Safitri Nurrahma
NIM : 1144020197
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
v Judul Film : The Lorax
v Sutradara : Chris Renaud dan Kyle Balda
v Penulis : Ken Daurio dan Dr. Seuss
v Pemain : Danny DeVito, Ed Helms, Taylor Swift, Zac Efron, Rob Riggle, Betty White, Jenny Slate, Nasim Pedrad, Stephen Tobolowsky, Elmarie Wendel, Danny Cooksey
v Produser : Chris Meledandri, John Cohen, dan Janet Healy
v Produksi : Universal Pictures
v Jenis Film : Animasi
v Bahasa : Inggris
v Negara : Amerika Serikat
v Tanggal rilis : 2 Maret 2012
v Durasi : 86 menit
Film ini menceritakan tentang kisah seorang anak laki-laki bernama Ted, yang jatuh cinta pada tetangganya, Audrey. Mereka tinggal di sebuah kota modern yang di kelilingi tembok-tembok tinggi. Semua benda yang ada di kota tersebut merupakan hasil imitasi dari plastik, bahkan pohon di sekitar kota pun hanya tiruan yang sebenarnya dari plastik. Pepohonannya diproduksi oleh industri dan bisa diatur untuk musim semi, musim salju, dan untuk disko. Sedangkan untuk mendapatkan udara segar, penduduknya membelinya di perusahaan milik O’Hare. Kota ini dibatasi tembok tinggi dan tak seorang pun penghuninya boleh melewati tembok ini. Semuanya sudah tersedia dan tak ada gunanya keluar dari batas kota.
Suatu hari, Audrey berkata bahwa ia ingin melihat pohon sungguhan. Untuk menarik hari gadis pujaannya, Ted bertekad untuk mencari pohon yang asli. Dia pun mulai bertanya-tanya dan mencari informasi tentang keberadaan pohon yang asli. Dari neneknya, ia mendapatkan informasi bahwa ada pohon yang asli di luar komplek. Setelah keluar komplek, yang di temuinya hanyalah daerah gersang dan gelap. Kemudian ia bertemu dengan seorang lelaki yang di anggap bertanggung jawab penuh atas semua kerusakan yang terjadi. Tapi lelaki itu tak ingin menunjukkan wajahnya. Dari laki-laki itu Ted mendengar cerita yang sangat miris. Ternyata lelaki itulah yang menjadi penyebab kehancuran lingkungan akibat sifat tamak yang ia miliki. Pengaruh orang-orang dan lingkungan di sekitarnya membuatnya berlaku kejam pada semua pohon. Saat pertama kali kedatangannya di hutan, ia langsung menebang semua pohon. Penghuni hutan tidak terima, karena hal ini akan menimbulkan kemarahan The Lorax, makhluk mungil penjaga hutan. Benar saja, di langit mendadak muncul cahaya dan The Lorax kemudian muncul di hutan. Lelaki itu akhirnya diputuskan untuk disingkirkan dari hutan.
Saat lelaki itu tertidur, penghuni hutan menariknya masuk sungai, ia akan dihanyutkan. Sayangnya, salah seorang penduduk hutan ikut terbawa, dan ia akan jatuh ke dalam jurang yang sangat dalam. The Lorax dan penduduk hutan berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan keduanya. Usaha mereka berhasil, dan untuk sementara waktu lelaki itu diijinkan tinggal di hutan asalkan ia berjanji tidak akan merusak hutan lagi. Sampai pada suatu saat, si lelaki mengingkari janjinya setelah kedatangan kekasih dan keluarganya. Tanpa perasaan semua pohon dibabatnya dan selanjutnya The Lorax kembali ke langit, sedangkan penghuni hutan pergi mencari hutan yang lain untuk ditinggali. Punahnya hutan membuat daya tarik daerah itu hilang. Kekasih dan keluarga lelaki itu pun akhirnya memilih untuk meninggalkannya seorang diri. Ia sangat menyesal, namun sudah terlambat. Ia pun memilih untuk menyendiri sampai usia tua mendatanginya.
Setelah bercerita, lelaki itu kemudian memberikan satu biji coklat kepada Ted agar bisa mewujudkan impian wanita yang ia cintai. Ia juga menitipkan pesan agar pohon itu dirawat supaya nantinya bisa menghasilkan pohon-pohon yang lain. Saat Ted kembali ke komplek, ia sudah dihadang oleh penjaga keamanan dan warga komplek yang menganggapnya sebagai pelanggar peraturan karena sudah berani keluar komplek. Namun beruntung neneknya dan Audrey berhasil meyakinkan penjaga dan warga akan pentingnya pohon untuk kehidupan.
Alur yang di gunakan dalam film ini adalah campuran, atau maju-mundur. Flashback-nya kisah lelaki yang bercerita tentang awal mula ia menghancurkan semua pohon dan perjuangan Ted untuk kembali menanam pohon merupakan bukti bahwa film ini menggunakan alur campuran.
Pesan atau amanat yang kita dapatkan dari film ini adalah untuk tetap menjaga kelestarian alam, agar bisa di nikmati sampai anak cucu nanti. Tidak adanya pohon tentu akan menyiksa makhluk hidup, apalagi manusia. Kesadaran menjaga alam tidak bisa kita lakukan sendiri, maka dari itu perlunya mengajak orang lain dan masyarakat luas agar menjaga alam secara bersama.
Pola komunikasi dalam film ini berbentuk persuasif, yaitu mengajak kepada khalayak untuk sama-sama menjaga pohon dan tanaman hijau yang ada di bumi.
Kelebihan film ini adalah menggunakan bahasa yang tidak kasar, sehingga bisa di nikmati semua kalangan, terutama anak-anak untuk pesan edukasi yang tersampai untuk mereka. Di tambah dengan tokoh-tokoh animasi binatang seperti beruang, ikan, kelinci, dan lain-lain. Di tambah efek full color yang menambah nuansa film tidak cenderung membosankan.
Kekurangan film ini ada pada ending-nya yang di suguhkan film pada umumnya, tidak terlalu istimewa. Namun, secara keseluruhan film ini sungguh banyak menyampaikan baik pesan edukasi maupun pesan moral di dalamnya. Cocok untuk anak-anak di bantu panduan orang tua untuk menjelaskan bagaimana keadaan alam saat ini dan cara untuk tidak merusaknya lebih parah lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar